Indonesia
merupakan Negara yang begitu mengagumkan, memiliki 17.504 jumlah pulau, dan
panjang garis pantai Ratusan ribu Kilometer, dengan Ibu kota Jakarta yang
sekarang sedang tidak baik-baik saja. Banyak sekali keluhan yang harus di
bereskan oleh pemerintah terhadap ibu kota Negara yaitu Jakarta. Mulai dari
keluhan kemacetan yang begitu parah, banjir yang seakan tidak kenal lelah.
Sudah banyak langkah-langkah yang dilakukan oleh Pemimpin Negara untuk
mengatasi masalah yang terkendala, tapi alhasil masih saja tetap sama.
Dalam
hal ini pemeritah mengambil langkah yang startegis, yaitu pemindahan ibu kota
Negara. Mungkin pemindahan ibu kota negara bukan hal asing lagi di bahas di
Negeri Merah putih ini. Justru dari Presiden pertama Soekarno pernah juga berencana memindahkan ibukota ke Palangkaraya.
Ibu
kota juga pernah bebarapa kali dipindahkan selama Revolusi. Dalam sejarahnya
Indonesia pernah beribukotakan dari Jakarta ke Yogyakarta (1946), kemudian pindah ke Bukittinggi (1948) dan pada
akhirnya kembali ke-Jakarta. Jadi pemindahan ibu kota bukan lagi hal yang baru
bagi Indonesia.
“Pada kesempatan yang bersejarah ini...Saya mohon izin
untuk memindahkan ibu kota negara kita ke Pulau Kalimantan.” Pidato
kenegaraan oleh Presiden Joko Widodo disambut riuh tepuk tangan yang hadir di Gedung
Nusantara, DKI Jakarta pada Jumat (16/8/2019).(https://tirto.id)
Kini
Presiden RI Joko Widodo, pada Senin 26 Agustus
2019 mengumumkan lokasi yang akan menggantikan Jakarta sebagai ibu kota baru Indonesia.
"Pemerintah
telah melakukan kajian-kajian negara lokasi ibu kota baru yang paling ideal
adalah sebagian di Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian di Kabupaten
Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur," kata Jokowi di
Istana (https://www.liputan6.com)
Tentunya
dalam hal ini dengan pemindahan ibu kota tidak segampang membalikkan telapak
tangan. Pemindahan ibu kota memiliki Pro
dan kontra dari berbagai pihak, terutama masyarakat.
Maka
dalam hal ini pemerintah harus memikirkan dengan sangat matang atas pemindahan
ibu kota. Terutama masalah dana. Untuk membangun sebuah Ibu Kota Negara
tidaklah hanya bermodalkan tenaga, tapi justru inti dari membangun perlu dana
yang jumlahnya tidak sedikit. Dan pertanyaan_nya dari mana Negara mendapatkan
dana tersebut ?, sedangkan Hutang Negara mencapai US$368,1 miliar
atau sekitar Rp5.153 triliun (Kurs Jisdor akhir Mei Rp14.313 ribu per dolar AS)
:sumber (https://www.cnnindonesia.com).
Mungkinkah
dengan beban Negara yang saat ini begitu sangat besar untuk berpindah ibu kota.
Justru hal ini akan memperparah beban Negara untuk kedepannya.
Pemindahan
ibu kota adalah sebuah terobosan yang gagal, sebuah terobosan yang serta merta
berdampak penambahan hutang Negara. Bagaimana mungkin sebuah Negara yang
mempunyai beban hutang yang begitu besar, lalu Negara ingin membangun sebuah
Istana ibu kota baru dengan 1/4 dana APBN dan walaupun lebihnya akan
dilimpahkan kepihak swasta dan badan usaha dan bisa jadi dibebankan kepada
masyarakat. Hal ini jusrtru berdampak tidak baik untuk Negara kedepanya, dan
tidak baik juga untuk masyarakat.
Jika
Hutang Negara terus menumpuk akan berdampak kepada masyarakat dan perekonomian
sebuah Negara. Harga barang-barang akan naik. Kebutuhan masyarakat semakin
tidak terpenuhi, karena pada dasarnya beban negara akan menjadi beban
masyarakat juga.
Dampak
pemindahan ibu kota sangatlah besar, jadi jika ingin memindahkan ibu kota
harusnya Pemerintah harus melakukan langkah-langkah yang tepat. Memperbaiki
yang ada lebih baik dari pada menggantinya dengan yang baru yang justru
merugikan.
Jika
tujuan untuk pemindahan ibu kota hanya untuk pemerataan pembangunan diseluruh
penjuru tanah air. Dapat diartikan ibu kota kan terus berpindah dalam hal
memeratakan pembangunan. Bukankah Pemerataan pembangunan di indonesia tidak
harus didasarkan pemindahan ibu kota. Banyak cara untuk membangun Indonesia.
Dalam
hal ini perlu ditegaskan, Pemerintah harus lebih memfokuskan memperbaiki ibu
kota Jakarta, dengan dana yang ada, dan lunasi hutang negara sesegera mungkin.
Karen jika Negara Indonesia masih mempunyai Hutang luar negeri, Negeri ini
tidak akan pernah mandiri.
Comments
Post a Comment